Kenaikan Impor dan Dampaknya ke Bisnis Kecil Gue

Kenaikan Impor

Kenaikan Impor, gue inget banget pas awal-awal 2022. Waktu itu gue lagi jalanin usaha kecil—jualan custom case HP dan aksesoris gadget. Produknya kebanyakan gue rakit dan desain sendiri, tapi bahan mentahnya tetap impor: dari tinta UV, lem back panel, sampai bahan cetak akrilik.

Biasanya harga bahan-bahan itu stabil. Tapi entah kenapa, waktu gue order dari supplier langganan, harga melonjak hampir 25%.

Gue langsung nanya, dan jawaban mereka singkat:

“Kenaikan impor, Gan. Biaya bea masuk dan ongkir naik, dolar juga lagi tinggi.”

Saat itu, gue baru bener-bener nyadar kalau kenaikan impor bukan cuma urusan pejabat ekonomi. Tapi urusan hidup gue juga.

Awalnya Gue Nggak Paham: Apa Urusannya Impor Sama Gue yang Jualan Online?

Kenaikan Impor

Dampaknya Langsung Terasa: Margin Menipis, Pelanggan Ngeluh, Gue Stres

Setelah harga bahan naik, otomatis harga jual harus ikut naik. Tapi masalahnya, customer gue kebanyakan mahasiswa dan pelajar. Naikin harga Rp 10.000 aja udah bikin mereka kabur ke seller lain.

Gue jadi galau berat. Kalau gak naikin harga, gue rugi. Tapi kalau naikin, orderan turun. Dalam sebulan, penjualan drop 40%.

Gue sampe mikir:

“Apa ini tanda gue harus berhenti jualan? Kok kayaknya makin susah ya, padahal barangnya sama.”

Dan dari sini, gue mulai belajar lebih dalam soal struktur impor, pengaruh nilai tukar, dan biaya logistik internasional. Gue jadi langganan baca berita ekonomi, nonton video YouTube soal ekspor-impor, dan cari tahu kenapa semua ini bisa terjadi.

Apa Penyebab Kenaikan Impor?

Dari hasil cari tahu, gue baru ngerti bahwa kenaikan impor bisa disebabkan oleh beberapa hal:

  1. Nilai tukar dolar yang naik – ini bikin barang-barang yang dibeli pakai USD jadi lebih mahal.

  2. Krisis energi global – misalnya pas perang Rusia–Ukraina bikin harga minyak dan ongkir laut naik gila-gilaan.

  3. Kebijakan bea masuk dan pajak impor baru – kadang pemerintah ngatur tarif buat lindungi produk lokal.

  4. Permintaan barang impor yang melonjak – kadang karena tren TikTok atau kebutuhan musiman, stok langka, harga pun naik.

Dari situ gue sadar, usaha kecil kayak gue tuh rentan banget. Kita tergantung pada sistem besar yang gak bisa kita kendalikan.

Frustasi Gue: Banyak Orang Gak Sadar Sumber Barang yang Mereka Pake

Kenaikan Impor

Yang bikin gue gregetan, banyak pembeli ngebandingin harga produk lokal sama harga produk di marketplace luar negeri (kayak AliExpress), trus bilang,

“Lah, di China harganya lebih murah, kok di sini mahal?”

Gue pengen jawab:

“Coba lo pikirin ongkir internasional, bea masuk, pajak, biaya distribusi, dan konversi mata uang. Itu semua numpuk di harga akhir.”

Tapi ya, gak semua orang ngerti. Dan itu salah satu tantangan paling berat: menjelaskan ke pelanggan kenapa harga naik, padahal produknya sama.

Cara Gue Adaptasi di Tengah Kenaikan Impor

Waktu itu gue hampir nyerah. Tapi akhirnya, gue coba beberapa strategi kecil yang surprisingly cukup membantu:

1. Diversifikasi bahan baku

Gue mulai cari supplier lokal, meski kualitas awalnya beda. Gue juga mulai mix bahan—misalnya bagian belakang tetap impor, tapi frame-nya lokal.

2. Bangun nilai brand, bukan cuma jual harga

Gue belajar bikin konten storytelling: produk buatan tangan, lokal, dan ramah lingkungan. Gue pasang value yang bikin orang mikir 2x sebelum cari yang lebih murah.

3. Pre-order sistem

Gue gak stok banyak lagi. Tapi buka sistem pre-order biar gue cuma beli bahan sesuai jumlah pesanan. Ini bantu cash flow.

4. Naikkan harga secara bertahap

Gue gak langsung naikin harga 20%. Tapi perlahan, naik Rp 5.000 – Rp 7.000 sambil edukasi pelanggan soal harga bahan impor.

Pelajaran yang Gue Dapet dari Semua Ini

Kenaikan Impor

Kenaikan impor itu nyata, dan efeknya sampai ke sendok makan lo.

Mungkin kita gak sadar, tapi mulai dari minyak goreng, bahan bangunan, gadget, sampai skincare—semuanya banyak yang berbasis impor, dikutip dari laman resmi detik finance.

Dan buat pelaku usaha kecil, kenaikan impor bisa jadi pembunuh diam-diam kalau kita gak adaptif.

Tapi di sisi lain, pengalaman ini ngajarin gue hal-hal penting:

  • Pentingnya diversifikasi bahan dan supplier

  • Nilai rupiah itu bukan sekadar angka di berita—itu nyambung langsung ke dompet gue

  • Kita harus jadi konsumen dan produsen yang lebih sadar konteks global

Tips Buat Lo yang Juga Terdampak Kenaikan Impor

  1. Lacak asal barang dan bahan lo. Jangan sampai lo gak ngerti komponen usaha lo sendiri.

  2. Pantau kurs mata uang asing. Minimal ngerti kapan waktu terbaik buat belanja bahan luar.

  3. Cari peluang lokal. Banyak produsen lokal sekarang mulai bersaing kualitas—jangan remehkan.

  4. Gabung komunitas usaha. Sharing info soal supplier, bahan pengganti, dan strategi harga itu invaluable.

  5. Jangan malu edukasi pelanggan. Sampaikan dengan jujur kenapa harga lo naik—kadang mereka ngerti kok.

Penutup: Dunia Gak Stabil, Tapi Kita Bisa Belajar Main di Tengah Guncangan

Gue gak akan bilang naiknya impor itu hal yang positif. Tapi dari pengalaman ini, gue belajar bahwa dunia bisnis tuh bukan cuma soal jualan, tapi soal bertahan.

Kita hidup di era global. Kalau impor terguncang, lo juga ikut kebawa—mau lo mau atau nggak.

Dan makin cepat lo ngerti cara kerja sistem ini, makin besar peluang lo buat tetap hidup, bahkan tumbuh.

Kalau lo punya cerita soal usaha lo yang ikut goyah karena harga barang naik akibat kenaikan impor, share di kolom komentar. Kita bisa saling bantu, saling dukung.

Baca Juga Artikel dari: Pentingnya Dana Darurat: Pengalaman Kaget Karena Gak Siap

Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Bussiness

Author