Babat Gongso makanan khas Jawa Timur, terutama dari daerah sekitar Surabaya, aku selalu kepikiran satu hidangan yang bikin lidah nggak bisa berhenti kuliner ngunyah: Babat Gongso. Nah, awalnya aku juga agak ragu sama babat karena bau dan teksturnya yang unik, tapi setelah wikipedia nyoba langsung, duh… itu makanan jadi salah satu favorit aku banget!
Awal Kenalan dengan Babat Gongso
Jujur, dulu aku sempat males nyobain babat. Bayangin aja, babat itu bagian dari isi perut sapi yang cukup “berani”, karena bentuknya yang seperti jaring-jaring. Waktu pertama kali lihat di warung kecil pinggir jalan, aku agak takut. Tapi karena penasaran, akhirnya pesan dan ternyata… rasanya di luar dugaan!
Babat Gongso itu sebetulnya adalah babat yang dimasak dengan teknik gongso, alias ditumis pakai bumbu lengkap yang bikin rasanya kuat, gurih, dan sedikit pedas. Teknik gongso ini sendiri asalnya dari Jawa Timur, biasanya buat olahan daging atau jeroan supaya makin enak dan harum.
Kalau kalian pernah makan babat gongso di warung, pasti sadar kalau rasa gurihnya itu kuat banget, dan ada sensasi pedas manis yang bikin nagih. Bahkan teman-teman aku yang biasanya nggak suka jeroan pun jadi suka karena bumbu dan cara masaknya yang pas.
Kesalahan dan Pelajaran dari Pengalaman Memasak Babat Gongso Sendiri
Pernah suatu waktu, aku coba bikin Babat Gongso sendiri di rumah. Katanya sih gampang, tinggal tumis babat dengan bumbu yang lengkap. Tapi, ternyata nggak semudah itu!
Pertama, babat harus direbus dulu sampai empuk. Ini penting banget, karena kalau babatnya keras, makan juga nggak nyaman. Aku sempat nge-rebus cuma setengah jam, hasilnya babat masih alot dan susah dikunyah. Jadi, saran aku, rebus babat minimal 2 jam dengan api kecil supaya benar-benar empuk.
Kedua, soal bumbu gongso. Aku dulu pernah asal tumis pakai bawang merah, bawang putih, dan sedikit cabai, tapi rasanya kurang nendang. Setelah coba resep lain dan belajar dari pengalaman, ternyata bumbu babat gongso itu harus lengkap: bawang merah, bawang putih, cabai merah, kemiri, ketumbar, gula merah, dan kecap manis.
Yang paling tricky adalah keseimbangan antara rasa pedas, manis, dan gurih. Aku pernah kebanyakan kecap manis, jadinya babat jadi terlalu manis. Pernah juga kurang cabai, sehingga terasa hambar. Jadi, harus dicoba dan disesuaikan rasa sampai pas di lidah.
Tips Praktis Membuat Babat Gongso ala Rumahan
Kalau kamu mau coba buat sendiri di rumah, aku ada beberapa tips supaya babat gongso kamu nggak kalah sama yang dijual di warung:
-
Pilih babat segar dan bersihkan dengan benar
Ini penting supaya bau amis hilang. Kamu bisa bersihkan babat dengan air dan perasan jeruk nipis, lalu rebus dulu supaya teksturnya empuk. -
Rebus babat dengan daun salam dan lengkuas
Selain bikin empuk, daun salam dan lengkuas bikin babat punya aroma yang lebih sedap. -
Haluskan bumbu lengkap, jangan cuma bawang dan cabai
Bumbu gongso yang lengkap bakal bikin rasa babat makin nendang. Gunakan juga gula merah supaya ada rasa manis alami yang seimbang. -
Tumis bumbu dengan api sedang sampai harum
Jangan buru-buru masukkan babat ke bumbu. Pastikan bumbu matang dan wangi dulu supaya cita rasa menyatu. -
Masukkan babat dan aduk sampai bumbu meresap
Biarkan babat menyerap semua bumbu dan airnya agak menyusut supaya hasilnya lebih gurih dan kering. -
Tambahkan kecap manis secukupnya
Kecap manis bikin babat gongso khas Jawa Timur makin lengkap rasanya. Tapi jangan terlalu banyak supaya nggak terlalu manis.
Kalau sudah berhasil, babat gongso ini cocok banget disajikan sama nasi putih hangat dan sambal terasi. Gak heran kalau banyak warung makan yang jadi langganan karena babat gongso-nya juara!
Kenapa Babat Gongso Bisa Jadi Favorit Banyak Orang?
Dari pengalaman ngobrol sama teman-teman dan coba beberapa warung, aku paham kenapa babat gongso itu banyak yang suka. Selain rasanya yang kuat dan berani, babat juga kaya tekstur yang unik. Garing-garing lembut di beberapa bagian dan sedikit kenyal, bikin makan jadi makin seru.
Selain itu, babat gongso juga termasuk masakan yang penuh dengan protein tinggi dan beberapa nutrisi penting dari daging sapi. Jadi, selain nikmat, ini juga lumayan sehat asal nggak dimasak dengan minyak terlalu banyak.
Momen makan babat gongso selalu punya kenangan sendiri buat aku. Kadang makan sama keluarga di warung pinggir jalan, kadang bawa pulang buat teman ngobrol santai di rumah. Makanan ini jadi semacam jembatan nostalgia yang mengingatkan aku ke suasana Jawa Timur yang hangat dan akrab.
Frustrasi dan Keberhasilan dalam Menekuni Babat Gongso
Aku harus jujur, proses belajar masak babat gongso itu nggak mulus. Beberapa kali babat gosong, bumbunya nggak meresap, atau tekstur babat terlalu keras. Tapi dari setiap kegagalan itu, aku belajar banyak tentang kesabaran dan ketelitian dalam memasak.
Misalnya, aku dulu sering malas merebus babat terlalu lama karena takut makan waktu. Tapi ternyata, itu kunci supaya babat benar-benar empuk. Setelah aku disiplin di tahap ini, hasil masakan jadi jauh lebih baik.
Jadi, kalau kamu sedang belajar bikin babat gongso, jangan mudah menyerah kalau gagal di awal. Justru dari kegagalan itulah kamu tahu apa yang kurang dan bisa diperbaiki.
Kesimpulan: Babat Gongso, Cinta di Setiap Suapan
Dari pengalaman pribadi dan berbagai percobaan, aku bisa bilang babat gongso itu lebih dari sekadar makanan. Dia adalah pengalaman rasa, perjuangan dapur, dan juga kenangan yang tersimpan dalam tiap suapan.
Kalau kamu pengen coba masak atau cari makanan yang punya rasa khas Jawa Timur, babat gongso wajib banget masuk daftar. Tapi ingat, kuncinya adalah sabar, teliti, dan jangan takut bereksperimen dengan bumbu.
Mudah-mudahan cerita dan tips dari aku bisa bantu kamu makin paham dan jatuh cinta sama babat gongso, sama seperti aku!
Baca Juga Artikel Ini: Walang Goreng Cerita dan Tips Nikmat dari Dapur Warisan