Dulu aku bukan tipe orang yang doyan makan Ikan Berlemak. Apalagi yang disebut-sebut sebagai ikan berlemak. Bayanganku tentang “berlemak” itu udah pasti: amis, lembek, dan food bikin enek. Pokoknya, jauh dari kata menarik. Tapi ternyata… semua berubah waktu aku mulai peduli sama kesehatan—khususnya kolesterol wikipedia dan otak yang makin gampang ngelag tiap sore.
Aku masih inget banget, titik baliknya tuh waktu aku ngobrol sama temen yang lagi diet anti-inflamasi. Dia cerita kalau ikan berlemak tuh superfood. Awalnya aku skeptis. Tapi karena dia bisa turun berat badan 5 kilo dan kulitnya jadi glowing banget cuma dalam sebulan, ya aku tertarik juga dong. Dan di situlah perjalananku dengan ikan berlemak dimulai.
Dari Amis ke Ajaib: Pengalaman Pertamaku dengan Ikan Berlemak
Waktu itu aku coba makan salmon panggang. Dikasih bumbu lemon dan rosemary, katanya sih biar gak amis. Masih agak takut-takut, aku ambil suapan kecil. Eeh, ternyata rasanya enak! Nggak kayak ikan laut yang dulu sering aku hindari. Malah ada sensasi gurih-gurih creamy yang bikin nagih. Beda jauh sama ikan goreng yang biasa aku temui di warteg.
Dan bukan cuma rasanya, tapi efek setelah makannya juga beda. Biasanya kalau makan makanan berat, aku gampang ngantuk. Tapi setelah makan salmon, aku malah berasa lebih fokus dan enteng. Ternyata, ikan berlemak kayak salmon, sarden, dan makarel itu kaya banget sama omega-3, si asam lemak yang bantu kerja otak dan jantung.
Kenapa Ikan Berlemak Layak Masuk Daftar Makanan Wajib?
Jujur, makin aku gali, makin banyak alasan kenapa ikan berlemak itu kayak harta karun. Nih ya, aku spill sedikit hasil ngulik dan pengalaman sendiri:
-
Sumber Omega-3 Alami
-
Yang ini sih udah sering kita denger. Tapi yang nggak banyak orang tahu, omega-3 dari ikan jauh lebih mudah diserap tubuh dibanding dari suplemen atau tanaman.
-
Efeknya kerasa banget di aku: tidur jadi lebih nyenyak, gak gampang anxious, dan kulitku lebih kenyal padahal belum ganti skincare!
-
-
Menurunkan Risiko Penyakit Jantung
-
Jadi, kandungan EPA dan DHA dalam ikan berlemak bantu menurunkan trigliserida, tekanan darah, dan pembekuan darah.
-
Aku yang dulunya punya tekanan darah tinggi (karena suka mie instan tengah malam), sekarang bisa lebih stabil sejak rutin makan ikan dua-tiga kali seminggu.
-
-
Kaya Vitamin D dan Protein Berkualitas Tinggi
-
Aku tinggal di tempat yang jarang kena matahari, jadi vitamin D dari makanan itu penting banget.
-
Ikan berlemak seperti tuna dan salmon tuh punya vitamin D alami, bonus banget buat tulang dan imun.
-
Jenis Ikan Berlemak Favoritku (dan Cara Masaknya Biar Nggak Bosen)
Sekarang aku jadi punya daftar “ikan wajib” yang selalu ada di freezer. Dan yes, aku belajar cara masaknya satu-satu biar gak enek dan tetap lezat.
1. Salmon
-
Favorit nomor satu. Rasanya creamy, teksturnya lembut.
-
Masaknya simpel: panggang pakai minyak zaitun, lemon, dan lada hitam. Kadang aku tambahin saus yogurt biar makin creamy tapi tetap sehat.
2. Makarel (Tenggiri)
-
Ini versi lokal yang gampang dicari dan murah.
-
Aku suka dijadikan pepes, dikukus dengan daun kemangi dan tomat biar segar.
3. Sarden
-
Sarden kaleng itu underrated banget. Asal pilih yang rendah sodium dan gak terlalu banyak saus, manfaatnya tetap top.
-
Aku biasanya campur ke dalam nasi goreng sehat atau salad ala Mediterania.
4. Tuna
-
Enak buat dibuat sandwich atau salad. Pastikan pilih yang “light tuna in water” kalau beli versi kaleng.
-
Bisa juga dibakar cepat di teflon, asal jangan overcook biar gak kering.
Tips Biar Nggak Enek Makan Ikan Berlemak
Aku ngerti banget kalau ada yang bilang: “aku gak bisa makan ikan, amis!”. Dulu aku juga gitu. Tapi ada beberapa trik yang bisa bantu banget:
-
Gunakan jeruk nipis atau lemon sebelum masak
Ini beneran membantu hilangin bau amis. Balurin dulu 10–15 menit, baru masak. -
Pakai bumbu yang bold
Bumbu kayak jahe, kunyit, bawang putih, rosemary, atau bahkan sambal matah, bisa nutupin rasa yang gak disuka. -
Masak dengan teknik sehat tapi enak
Panggang, kukus, atau pepes bisa bikin rasa alami ikan lebih keluar. Jangan langsung goreng dengan tepung ya, sayang nutrisinya ilang. -
Mulai dari porsi kecil
Kalau baru mulai, cobain setengah porsi dulu, misalnya campuran di salad atau nasi tim. Lama-lama kamu akan terbiasa.
Kesalahan yang Pernah Aku Lakuin (Dan Semoga Kamu Nggak Ikut-ikutan)
Waktu awal-awal, aku semangat banget sampai beli sarden kaleng super murah. Ya udah kebayang kan… rasanya asin banget dan penuh minyak. Ternyata, gak semua sarden kaleng itu sehat.
Aku juga sempat salah cara masak salmon. Aku goreng sampai overcooked, keras dan kering kayak papan triplek. Sekarang aku tahu, salmon itu cukup dimasak sebentar aja, biar bagian dalamnya masih moist.
Terakhir, aku sempat maksa makan 4 hari berturut-turut. Bukan cuma bosen, perutku juga mulai gak nyaman. Akhirnya aku paham: variasi itu penting. Jangan karena sehat, jadi dimakan terus-terusan tanpa jeda.
Penutup: Ikan Berlemak Bukan Cuma Buat Orang Tua, Tapi Buat Siapa Aja yang Mau Sehat
Sekarang, aku udah bisa bilang dengan bangga: aku suka ikan berlemak!
Bukan cuma karena manfaat kesehatannya, tapi karena aku ngerasa lebih baik, lebih ringan, dan lebih fokus sejak mulai rutin konsumsi.
Kalau kamu masih ragu buat mulai, coba deh satu kali seminggu aja. Nggak perlu langsung salmon, kamu bisa mulai dari tenggiri atau sarden. Yang penting, mulai dari yang kamu suka dan bikin nyaman.
Karena ya, pada akhirnya, makan sehat itu bukan soal ikut tren, tapi soal dengar apa yang dibutuhin tubuh kita. Dan buatku, ikan berlemak udah jadi partner sehat yang nggak tergantikan.
Baca Juga Artikel Ini: Sempol Telur: Camilan Legendaris yang Bikin Nagih!