Pertama kali aku dengar tentang Nasi Tutug Oncom, jujur saja aku agak penasaran. Nama “tutug” terdengar aneh, tapi begitu aku coba, rasanya langsung bikin nagih. Bagi yang belum tahu, Nasi Tutug Oncom adalah nasi yang dicampur dengan oncom goreng dan rempah sederhana, tapi rasanya luar biasa kompleks. Aku pertama kali nyicip waktu perjalanan ke Bandung, dan sejak itu, makanan ini jadi semacam “ritual” setiap kali mampir ke Jawa Barat.
Apa yang bikin Nasi Tutug Oncom populer? Sederhana: kombinasi rasa gurih, sedikit pedas, dan aroma oncom yang khas. Oncom sendiri adalah fermentasi kedelai atau bungkil kacang tanah yang punya rasa umami kuat. Jadi ketika digoreng sebentar dan dicampur ke nasi hangat, rasanya langsung nendang. Menariknya, meski sederhana, kuliner ini punya sejarah yang cukup dalam. Dulu, Nasi Tutug Oncom adalah makanan rakyat, sederhana tapi bikin kenyang, dan sekarang jadi favorit banyak orang.
Kalau ngomongin rasa, aku nggak pernah bisa puas cuma dengan satu porsi. Ada sensasi renyah dari oncom yang digoreng, dicampur dengan nasi hangat, dan kadang ada tambahan sambal atau lalapan segar. Pokoknya, satu sendok bisa bikin ketagihan. Aku bahkan pernah gagal bikin sendiri di rumah karena nggak tahu trik tertentu—oncom yang digoreng terlalu lama bisa jadi keras dan pahit. Dari situ aku belajar pentingnya timing dan api kecil saat mengolah oncom.
Mengapa Nasi Tutug Oncom Bisa Populer?
Sebenarnya, kelezatan Nasi Tutug Oncom nggak cuma karena rasanya. Ada beberapa faktor lain yang bikin makanan ini populer Cookpad:
-
Harga terjangkau tapi rasa maksimal
Aku sering bilang ke teman-teman, makanan enak nggak harus mahal. Nasi Tutug Oncom ini contohnya. Hanya dengan bahan sederhana—nasi, oncom, bawang, cabai, minyak, dan sedikit garam—rasanya bisa bikin lidah bergoyang. Ini juga alasan kenapa kuliner ini tetap eksis sejak dulu. -
Mudah diakses dan fleksibel
Dari warung kaki lima hingga restoran modern, Nasi Tutug Oncom bisa ditemui di mana-mana di Jawa Barat. Aku pernah nyobain versi restoran yang dibanderol 40 ribu per porsi, rasanya tetap otentik seperti warung pinggir jalan. Fleksibilitas ini bikin orang-orang dari berbagai kalangan bisa menikmatinya. -
Identitas budaya
Bagi warga Sunda, Nasi Tutug Oncom lebih dari sekadar makanan; ini simbol kreativitas kuliner sederhana. Oncom yang dulunya makanan rakyat bisa diolah jadi sesuatu spesial. Saat aku ngobrol dengan penjual oncom di pasar, mereka cerita kalau resep turun-temurun dan harus diolah dengan hati. Aku rasa itu salah satu alasan kenapa orang bisa “merasakan” kehangatan dalam setiap suapan.
Tips Membuat Nasi Tutug Oncom ala Rumah
Nah, kalau aku sih nggak malu mengakui, pertama kali bikin Nasi Tutug Oncom di rumah, rasanya jauh dari sempurna. Oncom terlalu keras, nasi lembek, dan rasanya agak hambar. Tapi dari kesalahan itu, aku belajar beberapa hal penting:
-
Pilih oncom yang segar
Oncom yang sudah agak tua atau lembek bakal bikin rasa aneh. Aku biasanya pilih yang masih padat tapi agak lembut saat ditekan. -
Goreng oncom dengan api kecil
Ini trik penting. Jangan sampai oncom gosong. Aku pernah terlalu cepat dan akhirnya oncom pahit. Goreng sebentar saja sampai agak kecokelatan, lalu tiriskan. -
Campur nasi dan oncom selagi hangat
Nasi yang terlalu dingin nggak akan menyatu dengan oncom. Suapan pertama bisa terasa hambar. Aku biasanya campur nasi hangat dengan oncom goreng, bawang goreng, dan sedikit garam. Bisa ditambah sambal biar lebih nikmat. -
Gunakan rempah secukupnya
Simpel itu kuncinya. Aku pernah mencoba versi “eksperimental” dengan berbagai bumbu aneh, tapi rasanya malah kacau. Kadang kesederhanaan justru bikin rasa asli oncom keluar maksimal. -
Aduk rata tapi hati-hati
Jangan sampai oncom hancur semua. Aku belajar teknik “aduk perlahan” supaya teksturnya tetap terasa saat digigit.
Resep Ideal Nasi Tutug Oncom
Kalau mau praktis, ini resep ala aku yang sudah beberapa kali dicoba dan berhasil:
Bahan:
-
2 piring nasi putih hangat
-
150 gram oncom, potong-potong kecil
-
2 siung bawang putih, cincang halus
-
1 sdm minyak untuk menumis
-
Garam dan lada secukupnya
-
Sambal terasi atau sambal bawang (opsional)
Cara membuat:
-
Panaskan minyak, tumis bawang putih sampai harum.
-
Masukkan oncom, goreng sebentar dengan api kecil. Tambahkan sedikit garam.
-
Campur oncom goreng ke nasi hangat, aduk perlahan.
-
Sajikan dengan lalapan segar atau sambal sesuai selera.
Aku selalu menambahkan sedikit sambal ketika menyajikan di rumah. Rasanya bikin lidah langsung “hidup”, dan aroma oncom yang khas langsung tercium. Kadang aku juga sengaja bikin porsi ekstra untuk teman atau keluarga, karena Nasi Tutug Oncom itu gampang bikin ketagihan.
Menikmati Nasi Tutug Oncom dengan Cara yang Tepat
Menikmati Nasi Tutug Oncom itu nggak cuma soal makan, tapi juga pengalaman. Aku selalu suka menikmati dengan cara ini:
-
Panas itu wajib
Jangan makan nasi yang sudah dingin. Hangatnya nasi bikin rasa oncom keluar maksimal. -
Kombinasi dengan sayur atau lalapan
Aku biasanya tambahkan timun, kemangi, atau lalapan lain. Ini bikin rasa lebih segar dan nggak terlalu berat di perut. -
Santai sambil ngobrol
Percaya nggak percaya, makanan enak itu rasanya bertambah nikmat kalau dinikmati santai. Aku pernah nyobain di warung pinggir jalan Bandung sambil ngobrol sama penjual, dan rasanya berbeda banget dibanding makan buru-buru di rumah. -
Coba versi kreatif
Kadang aku campur sedikit tempe goreng atau telur dadar tipis. Rasanya tetap tradisional, tapi ada sentuhan berbeda yang bikin menarik.
Pelajaran yang Aku Petik dari Nasi Tutug Oncom
Satu hal yang bikin aku jatuh cinta sama Nasi Tutug Oncom bukan cuma rasa, tapi filosofi di baliknya. Ada beberapa pelajaran yang bisa diambil:
-
Kesederhanaan itu powerful
Nasi, oncom, sedikit bumbu—ternyata bisa bikin orang bahagia. Kadang kita terlalu fokus pada hal rumit, padahal hal sederhana justru lebih impactful. -
Kesabaran itu penting
Membuat oncom yang pas butuh ketelitian dan sabar. Sama seperti banyak hal dalam hidup, tergesa-gesa bisa bikin hasil nggak maksimal. -
Berbagi itu menyenangkan
Aku sering bikin porsi ekstra untuk teman atau tetangga. Reaksi mereka yang senang bikin pengalaman makan jadi lebih berkesan. -
Budaya itu bisa dinikmati lewat rasa
Nasi Tutug Oncom mengajarkan aku menghargai makanan tradisional dan cara budaya lokal merayakan makanan sederhana.
Kesimpulan
Kalau ditanya, kenapa Nasi Tutug Oncom bisa populer dan dicintai banyak orang? Jawabannya sederhana: rasa, budaya, dan pengalaman. Meski hanya nasi dan oncom, perpaduan aroma, tekstur, dan kehangatan membuat setiap suapan terasa spesial.
Buat blogger, pengalaman ini bisa jadi konten menarik karena nggak cuma cerita makanan, tapi juga tips membuat, resep ideal, dan cara menikmati. Ditambah, pengalaman pribadi bisa bikin tulisan lebih autentik dan relatable. Jadi kalau kamu lagi pengen nulis tentang kuliner Sunda, Nasi Tutug Oncom bisa jadi topik yang mantep banget.
Selamat mencoba, jangan lupa hangat-hangatnya, dan siap-siap ketagihan!
Baca fakta seputar : Culinary
Baca juga artikel menarik tentang Cake Pisang Kukus: Resep Praktis, Kelezatan, dan Keunikan yang Bikin Nagi